Kepentingan
China dan Amerika Serikat atas Korea (Perang Korea)
Oleh
: Indri Prasetya Wati
“China adalah negara yang besar;
ketika timur masih gelap, barat
sudah terang benderang;
ketika malam menjelang di selatan,
siang malah memancar di utara;
karena itu, rakyat tidak perlu cemas
tentang apakah ada cukup ruang untyk bergerak.”
Mao Zedong
(1893-1976).
China memiliki peranan yang penting bagi Korea utara. Bagi
keberlangsungan dan eksistensi Korea sendiri, pengaruh China tertanam sangat
kuat didalamnya. Sejak Korea Utara mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun
1948 hingga perang Korea 1950-1953, pengembangan rudal nuklir, semuanya tak
terlepas dari campur tangan China. Penyebab mengapa China begitu besar
menancapkan pengaruhnya ke Korea Utara tak lain dan tak bukan karena China
membutuhkan Korea. Semua usaha dilancarkan China untuk mendukung Korea, baik diplomasi di PBB dan lingkungan
internasional, serta dukungan materiil yang telah dilakukan Cina kepada
Korea Utara.
Disisi lain sebenarnya ada Amerika Serikat yang
juga “memanfaatkan” Korea selain China. Namun politik yang melatarbelakangi
kedua negara tersebut ada sedikit perbedaan namun tidak menutup kemungkinan jika kedua negara
tersebut, Amerika Serikat dan China sama-sama ingin menanamkan pengaruh yang
kuat di negara Korea. Bisa kita lihat betapa China dan Amerika Serikat begitu
gencar memberikan kontribusi atas berlangsungnya perang Korea 1950. Amerika
Serikat dengan Korea Selatannya, dan China bersama Korea Utara.
Pada mulanya China diberi kesempatan oleh pasukan Sekutu
masa PD II untuk menguasai Korea Utara yang kemudian dimerdekakan. Namun
ketegangan meletus antara kedua Korea tersebut karena perbedaan ideologi
sehingga meledaklah perang Korea pada tahun 1950. Korea Utara yang dibantu oleh
RRC berhasil menguasai sebagian Korea Selatan sampai akhirnya AS harus turun
tangan membantu Korea Selatan yang hampir saja kalah perang. Tetapi China juga
turut membantu proses perdamaian dua Korea yang berseteru ini. Meskipun
demikian AS tetap berhati-hati dan tetap menempatkan pasukannya di Korea
Selatan.
Sebenarnya AS memiliki
ketergantungan yang tinggi pada China atas masalah nuklir Korea Utara, atas
usaha AS untuk terus melakukan denuklirisasi pada negara-negara diluar sekutu
AS, sementara AS sendiri tidak pernah melakukan pelarangan kepada negara-negara
yang menjadi sekutunya
Ketakutan Amerika atas
merebaknya pengaruh atau paham komunis yang akan masuk ke Korea jika melihat
dibelakang China ada kekuatan Rusia maka Amerika Serikat ikut ambil alih dengan
menanamkan peranannya di Korea Selatan. Selain itu faktor nuklirisasi yang
membuat Amerika begitu menggebu-gebu mengontrol Korea dalam perang Korea 1950.
Aksi-aksi yang dilancarkan Amerika antara lain Amerika Serikat membentuk
pemerintahan sipil anti-komunis
di Korea Selatan.
Namun sedikit berbeda dengan Amerika, tampaknya
Cina tak berkeinginan terlibat lebih jauh dalam konflik semenanjung Korea yang
terjadi akhir-akhir ini, dan mengedepankan proses diplomasi dengan Korea
Selatan, dan meminta kedua Korea untuk menghentikan konflik. Akan tetapi disi
lain ada beberapa alasan Cina “butuh” terhadap Korea
Utara dan berusaha mempertahankan eksistensinya. Faktor pertama adalah ekonomi, Cina butuh kawasan yang stabil untuk
memantapkan reformasi internal, pembangunan ekonomi yang baik, dan menaikkan
posisi diplomasinya ke lingkungan internasional. Korea Utara dirasa adalah kawasan
stabil tersebut.
Faktor kedua, Cina berusaha mempertahankan Korea
Utara, baik dalam kondisi perang dan non-perang, setidaknya sudah dibuktikan
dalam keterlibatan Cina pada Perang Korea 1950-1953, dan berbagai forum
internasional. Dengan kebijakan luar negeri Cina saat ini, dan di tengah
pembangunan ekonomi Cina yang pesat, Cina berusaha menghindari terjadinya
perang Korea jilid II, karena dengan demikian tidak akan menyita energi dan
ekonomi Cina. Cina membutuhkan Korea Utara untuk mencegah terjadinya strategi
serangan darat ke darat yang bisa dilakukan kapan saja oleh Amerika Serikat
melalui pasukannya di Jepang. Ini wajar menjadi ancaman pada Cina, mengingat
Jenderal McArthur pada perang Korea 1950-1953, menawarkan opsi ke Presiden
Amerika Serikat Harry S. Truman untuk melakukan serangan balik hingga ke Cina,
meskipun ditolak saat itu.
Faktor ketiga, teori efek Domino. Efek Domino sendiri adalah sebuah konsep atau teori yang
diciptakan atas kekhawatiran Amerika Serikat dalam perang Dingin, terhadap
pengaruh perkembangan Komunisme di Asia, yang beranggapan jatuhnya suatu rezim atau negara akan
berpengaruh pada negara lainnya seperti domino jatuh. Dalam hal ini Cina membendung pengaruh
Liberalisme, namun dengan pendekatan yang berbeda dari Amerika Serikat dan
Barat. Tidak melalui bantuan ekonomi, maupun diplomatik, tapi cenderung ke
bantuan militer, atau kerjasama militer untuk memperluas pengaruh-pengaruhnya
ke negara lain. Ini terlihat dari beberapa kerjasama
(kerjasama pertahanan) yang telah
dijalin Cina dengan beberapa negara, sebut saja, Pakistan, Myanmar, Korea
Utara, Vietnam.
Faktor terakhir adalah Buffer Zone Liberalisme
. Terkait dengan China Containment Policy dan menghindari Efek Domino,
China membutuhkan Korea Utara sebagai buffer zone (zona penyangga),
untuk membatasi infiltrasi liberalisme.[1]
Jika melihat latarbelakang mengapa Amerika dan
China mendukung perang Korea, maka dapat disimpulkan bahwa perang Korea
bukanlah perang antara Korea Utara dengan Korea Selatan, akan tetapi perang
yang terjadi antara Amerika dengan Rusia (yang melewati tangan China). Menurut
Mochtar Lubis bukan karena Korea lawan Korea, tetapi karena benturan
penguasa-penguasa asing yang datang dari luar Korea.[2]
Dan bisa dikatakan bahwa perang Korea 1950 atau yang disebut
Perang yang Terlupakan dan Perang yang Tidak Diketahui karena
dianggap sebagai urusan PBB, berakhir dengan kebuntuan (stalemate),
sedikitnya korban dari pihak AS, dan kurang jelasnya isu-isu menjadi penyebab
perang ini.
Dibalik perang Korea tersebut masih banyak sebenarnya
yang dapat diungkap, dan tentunya dapat dijadikan tolak ukur bahwasannya ada
“sesuatu” yang tersembunyi dalam keterkaitan negara-negara asing yang turut
serta didalamnya. Tidak hanya perang Korea saja namun diatas semua
kejadian-kejadian pasti ada sesuatu yang “rahasia” dibelakangnya.
[1] http://hankam.kompasiana.com/2010/11/30/kepentingan-cina-terhadap-eksistensi-korea-utara/ di unduh tanggal 11-10-2011 pukul 20:46
[2] Lubis,
Mochtar. 2010. Catatan Perang Korea. Jakarta:
yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar