bersama mereka kuukir perjalanan

Minggu, 08 Juli 2012

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang Efektif



Berkarakter melalui Sastra itu asyik!

Judul               :  Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang Efektif
Penulis             :  Rohinah M. Noor
Penerbit           :  AR-RUZZ MEDIA
Tahun              :  2011
Tebal               :  175 halaman
ISBN               :  978-979-25-4857-0

Cermin kemerosotan moral negeri ini agaknya bermuara pada: ada yang salah dengan pengajaran sastra.  Banyak guru sastra yang “tidak menyukai sastra” (Rohinah, 2011: 142).

Rohinah M. Noor adalah penulis aktif, beberapa tulisan telah lahir dari tangannya. Selain menulis diberbagai media baik lokal maupun nasional, ia juga menulis sejumlah buku, di antaranya: Orantua Bijaksana Anak Bahagia (Katahati, 2009), Empat Tahapan Perkembangan Anak (Cemerlang Publishing, 2009), Hidden Kurikulum (PIM, 2011), serta masih banyak lagi. Sedangkan buku yang  berjudul Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang Efektif ini merupakan salah satu buku terbaru yang ia terbitkan. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di media cetak, seperti SKH Kompas, Suara Pembaharuan, Jawa Pos dll.
Penulis yang pernah menempuh studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini lahir di Cirebon, 20 April 1980. Sewaktu masih menjadi mahasiswa dulu ia aktif dalam kegiatan kampus dan pesantren. Ia pernah aktif di PMII, KsiP (Kelompok Studi Ilmu Pendidikan), Senat Mahasiswa Fak. Tarbiyah, LkiS (Lembaga Kajian Islam dan Sosial). Setelah lulus S1 ia melanjutkan studi S2-nya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Sampai saat ini penulis masih terus berproses kreatif.

Pada bukunya Rohinah ingin menyampaikan bahwa pembentukan karakter dapat melalui sastra. Dalam buku Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang Efektif terdapat 6 bab yang mengulas peran sastra dalam pembentukan karakter, khususnya bagi anak. Pendidikan karakter sendiri saat ini berada di sorotan utama pendidikan Indonesia apalagi melihat tingkah laku generasi bangsa yang semakin hari semakin bersifat tak layaknya sebagai manusia yang berbudi. Melihat berbagai kompleksitas problematika dimensi kehidupan tersebut, dengan buku ini penulis memberikan inspirasi sekaligus kontribusi yang berharga bagi para pendidik, orang tua, maupun masyarakat yang peduli terhadap perkembangan karakter anak.
Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mampu menciptakan manusia-manusia yang berbudi luhur, beraklhak mulia, dan beriman kepada Tuhan Yang MahabEsa. Selain itu, manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, mandiri serta tangungg jawab kepada masyarakat dan bangsanya. Menurut penulis, penciptaan watak yang baik pada manusia dapat menggunakan media sastra, tanpa menggeser peran agama dan sosialisasi keluarga.
Antara agama dan sastra sebenarnya mempunyai tujuan yang sama. Baik agama maupun sastra bermuara pada rasa dan jiwa. Kajian inti agama adalah pembersihan terhadap hati atau jiwa pemeluknya, sedangkan setiap karya sastra bisa dikatakan sebagai ungkapan batin sang penulis, karya sastra dapat digunakan sebagai inspirasi bagi penikmatnya. Jadi, agama dan sastra sama-sama mengacu pada jiwa. Namun, sastra tidak sepenuhnya dapat digunakan pegangan untuk mengatur jiwa manusia menjadi lebih baik. Tanpa adanya kesadaran dari diri manusia itu sendiri untuk berubah, sastra tidak mempunyai manfaat apa-apa.
“Betapa pun demikian, tidak lantas sastra menjadi semacam jaminan untuk selalu (mampu) mengarahkan orang berbuat baik. Orang yang menyukai sastra belum tentu berperilaku sosial yang baik. Malah bisa jadi sebaliknya. Namun, jika muatan serta pesan sastra yang baik (baca: religius) tersebut benar-benar diamalkan dan dipatrikan dalam sikap hidup, niscaya ia akan serta-merta memantul lewat perilaku yang dekat dengan kebaikan. (Rohinah, 2011: 23)
            Pengajaran sastra sejatinya mampu menanamkan nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral seperti kejujuran, pengorbanan, sopan santun, tangungjawab, nasionalisme dan sebaginya yang disampaikan dalam karya sastra. Karya sastra itu dinikmati, dipahami, dan diterapkan makna dan isinya pada diri siswa. Akan tetapi kondisi pebelajaran sastra di pendidikan Indonesia saat ini kurang begitu diperhatikan. Bahkan menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa, banyak guru sastra yang tidak menyukai sastra. (Rohinah, 2011: 142).
            Sastra anak dapat membentuk karakter anak secara efektif, karena nilia-nilai yang terkandung didalamnya tidak tersurat secara langsung, tetapi melalui cerita dan alur yang membuat anak lebih kreatif, sehingga proses pendidikan berjalan menyenangkan. Guru juga turut membentuk kepribadian anak setelah peran orangtua. Apabila guru membacakan karya sastra pada anak didiknya maka ia pun secara tidak langsung turut membentuk kepribadian anak. Rohina menekannkan bawah pembentukan karakter sebaiknya dilakukan sejak dini, sebab pada anak usia dini penyerapan perilaku dalam lingkungan sekitar sangat mudah dan cepat. Selain itu pada usia dini perkembangan mental cukup pesat, sehingga dibutuhkan lingkungan yang baik untuk mendampingi anak.
            Pada dasarnya semua buku tidak mempunyai kekurangan, akan tetapi saling menyempurnakan buku-buku yang lainnya. Namun, tidak semua buku juga sempurna dalam menyusunannya tetap ada kelemahan. Dalam buku ini kelemahannya terletak pada sumber-sumber yang digunakan penulis dalam penyusunan. Sumber-sumber yang digunakan banyak menggunakan sumber dari internet, tanpa dilengkapi dengan keterangan yang jelas mengenai penulis baik blog maupun artikelnya. Padahal untuk mengambil pendapat/pemikiran seseorang, kita harus  mengetahui latar belakang orang tersebut agar dapat mempertanggungjawabkan tulisannya. Selain itu latar belakang akademika penulis yang tidak koheren dengan tema buku yang ia susun. Setidaknya butuh kemampuan yang lebih untuk mengkaji suatu permasalahan apalagi untuk disusun menjadi sebuah buku.
            Disamping kelemahan tersebut, ada beberapa kelebihan yang dimiliki buku ini antara lain, sampul buku yang menurut saya sudah menarik dan mewakili tema, penggunaan bahasa yang lugas dan mudah dipahami oleh pembaca, dalam penyampaiannya runtut dan sistematis. Buku ini dapat dinikmati berbagai golongan mulai dari orangtua, guru, pelajar, maupun masyarakat umum.
            Banyak manfaat dari membaca buku karangan Rohinah ini, para guru dapat belajar metode menanamkan pendidikan karakter pada anak dini melalui sastra, untuk orangtua yang membaca buku ini akan mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam menuntun anaknya di lingkungan keluarga. Bagi pelajar buku ini bermanfaat dalam memberikan penjelasan tentang hubungan sastra dengan agama dan sejarah. Meskipun muncul kelemahan dalam buku ini namun buku berjudul Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang Efektif ini menurut saya layak untuk dibaca, mengingat pentingnya pesan yang disampaikan didalammnya.
            Fungsi sastra dalam pengembangan karakter anak, tujuan idealk pembelajaran sastra, perkembangan pendidikan sastra di Indonesia, dan perbandingan pendidikan sastra di Indonesia dengan negara lain, semuanya dikupas di dalam buku ini. Buku yang inspiratif dan inovatif. Selamat membaca.
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages