Berkarakter melalui
Sastra itu asyik!
Judul :
Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang
Efektif
Penulis :
Rohinah M. Noor
Penerbit :
AR-RUZZ MEDIA
Tahun :
2011
Tebal
: 175 halaman
ISBN :
978-979-25-4857-0
Cermin
kemerosotan moral negeri ini agaknya bermuara pada: ada yang salah dengan
pengajaran sastra. Banyak guru sastra
yang “tidak menyukai sastra” (Rohinah, 2011: 142).
Rohinah M. Noor adalah penulis
aktif, beberapa tulisan telah lahir dari tangannya. Selain menulis diberbagai
media baik lokal maupun nasional, ia juga menulis sejumlah buku, di antaranya: Orantua Bijaksana Anak Bahagia (Katahati,
2009), Empat Tahapan Perkembangan Anak (Cemerlang
Publishing, 2009), Hidden Kurikulum
(PIM, 2011), serta masih banyak lagi. Sedangkan buku yang berjudul Pendidikan
Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang Efektif ini
merupakan salah satu buku terbaru yang ia terbitkan. Tulisan-tulisannya pernah
dimuat di media cetak, seperti SKH Kompas,
Suara Pembaharuan, Jawa Pos dll.
Penulis yang
pernah menempuh studi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini lahir di Cirebon, 20
April 1980. Sewaktu masih menjadi mahasiswa dulu ia aktif dalam kegiatan kampus
dan pesantren. Ia pernah aktif di PMII, KsiP (Kelompok Studi Ilmu Pendidikan),
Senat Mahasiswa Fak. Tarbiyah, LkiS (Lembaga Kajian Islam dan Sosial). Setelah
lulus S1 ia melanjutkan studi S2-nya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2008. Sampai saat ini penulis masih terus berproses kreatif.
Pada bukunya
Rohinah ingin menyampaikan bahwa pembentukan karakter dapat melalui sastra.
Dalam buku Pendidikan Karakter Berbasis
Sastra: Solusi Pendidikan Moral yang Efektif terdapat 6 bab yang mengulas
peran sastra dalam pembentukan karakter, khususnya bagi anak. Pendidikan
karakter sendiri saat ini berada di sorotan utama pendidikan Indonesia apalagi
melihat tingkah laku generasi bangsa yang semakin hari semakin bersifat tak
layaknya sebagai manusia yang berbudi. Melihat berbagai kompleksitas problematika
dimensi kehidupan tersebut, dengan buku ini penulis memberikan inspirasi
sekaligus kontribusi yang berharga bagi para pendidik, orang tua, maupun
masyarakat yang peduli terhadap perkembangan karakter anak.
Tujuan
pendidikan yang kita harapkan adalah mampu menciptakan manusia-manusia yang
berbudi luhur, beraklhak mulia, dan beriman kepada Tuhan Yang MahabEsa. Selain
itu, manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, berkepribadian yang mantap, mandiri serta tangungg jawab kepada masyarakat
dan bangsanya. Menurut penulis, penciptaan watak yang baik pada manusia dapat
menggunakan media sastra, tanpa menggeser peran agama dan sosialisasi keluarga.
Antara agama dan
sastra sebenarnya mempunyai tujuan yang sama. Baik agama maupun sastra bermuara
pada rasa dan jiwa. Kajian inti agama adalah pembersihan terhadap hati atau
jiwa pemeluknya, sedangkan setiap karya sastra bisa dikatakan sebagai ungkapan
batin sang penulis, karya sastra dapat digunakan sebagai inspirasi bagi
penikmatnya. Jadi, agama dan sastra sama-sama mengacu pada jiwa. Namun, sastra
tidak sepenuhnya dapat digunakan pegangan untuk mengatur jiwa manusia menjadi
lebih baik. Tanpa adanya kesadaran dari diri manusia itu sendiri untuk berubah,
sastra tidak mempunyai manfaat apa-apa.
“Betapa
pun demikian, tidak lantas sastra menjadi semacam jaminan untuk selalu (mampu)
mengarahkan orang berbuat baik. Orang yang menyukai sastra belum tentu
berperilaku sosial yang baik. Malah bisa jadi sebaliknya. Namun, jika muatan
serta pesan sastra yang baik (baca: religius) tersebut benar-benar diamalkan
dan dipatrikan dalam sikap hidup, niscaya ia akan serta-merta memantul lewat
perilaku yang dekat dengan kebaikan. (Rohinah, 2011: 23)
Pengajaran
sastra sejatinya mampu menanamkan nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral seperti
kejujuran, pengorbanan, sopan santun, tangungjawab, nasionalisme dan sebaginya
yang disampaikan dalam karya sastra. Karya sastra itu dinikmati, dipahami, dan
diterapkan makna dan isinya pada diri siswa. Akan tetapi kondisi pebelajaran
sastra di pendidikan Indonesia saat ini kurang begitu diperhatikan. Bahkan
menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa, banyak guru sastra yang tidak
menyukai sastra. (Rohinah, 2011: 142).
Sastra
anak dapat membentuk karakter anak secara efektif, karena nilia-nilai yang
terkandung didalamnya tidak tersurat secara langsung, tetapi melalui cerita dan
alur yang membuat anak lebih kreatif, sehingga proses pendidikan berjalan
menyenangkan. Guru juga turut membentuk kepribadian anak setelah peran orangtua.
Apabila guru membacakan karya sastra pada anak didiknya maka ia pun secara
tidak langsung turut membentuk kepribadian anak. Rohina menekannkan bawah
pembentukan karakter sebaiknya dilakukan sejak dini, sebab pada anak usia dini
penyerapan perilaku dalam lingkungan sekitar sangat mudah dan cepat. Selain itu
pada usia dini perkembangan mental cukup pesat, sehingga dibutuhkan lingkungan
yang baik untuk mendampingi anak.
Pada
dasarnya semua buku tidak mempunyai kekurangan, akan tetapi saling
menyempurnakan buku-buku yang lainnya. Namun, tidak semua buku juga sempurna
dalam menyusunannya tetap ada kelemahan. Dalam buku ini kelemahannya terletak
pada sumber-sumber yang digunakan penulis dalam penyusunan. Sumber-sumber yang
digunakan banyak menggunakan sumber dari internet, tanpa dilengkapi dengan
keterangan yang jelas mengenai penulis baik blog maupun artikelnya. Padahal
untuk mengambil pendapat/pemikiran seseorang, kita harus mengetahui latar belakang orang tersebut agar
dapat mempertanggungjawabkan tulisannya. Selain itu latar belakang akademika
penulis yang tidak koheren dengan tema buku yang ia susun. Setidaknya butuh
kemampuan yang lebih untuk mengkaji suatu permasalahan apalagi untuk disusun
menjadi sebuah buku.
Disamping
kelemahan tersebut, ada beberapa kelebihan yang dimiliki buku ini antara lain,
sampul buku yang menurut saya sudah menarik dan mewakili tema, penggunaan
bahasa yang lugas dan mudah dipahami oleh pembaca, dalam penyampaiannya runtut
dan sistematis. Buku ini dapat dinikmati berbagai golongan mulai dari orangtua,
guru, pelajar, maupun masyarakat umum.
Banyak
manfaat dari membaca buku karangan Rohinah ini, para guru dapat belajar metode
menanamkan pendidikan karakter pada anak dini melalui sastra, untuk orangtua
yang membaca buku ini akan mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan
kreatifitasnya dalam menuntun anaknya di lingkungan keluarga. Bagi pelajar buku
ini bermanfaat dalam memberikan penjelasan tentang hubungan sastra dengan agama
dan sejarah. Meskipun muncul kelemahan dalam buku ini namun buku berjudul Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi
Pendidikan Moral yang Efektif ini menurut saya layak untuk dibaca,
mengingat pentingnya pesan yang disampaikan didalammnya.
Fungsi
sastra dalam pengembangan karakter anak, tujuan idealk pembelajaran sastra,
perkembangan pendidikan sastra di Indonesia, dan perbandingan pendidikan sastra
di Indonesia dengan negara lain, semuanya dikupas di dalam buku ini. Buku yang
inspiratif dan inovatif. Selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar